TUM8TSG8GUW9GUAlGUMiTUCoTd==
Light Dark
Polda Jabar Klarifikasi Isu Polisi Masuk Kampus UNISBA

Polda Jabar Klarifikasi Isu Polisi Masuk Kampus UNISBA

Daftar Isi
×

 


Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Rudi Setiawan didampingi pejabat utama Polda Jabar memberikan keterangan pers terkait klarifikasi isu polisi masuk kampus UNISBA, di Mapolda Jabar, Selasa (2/9/2025).

Bandung, fokusdesa.com – Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) meluruskan informasi yang beredar terkait tuduhan aparat kepolisian masuk ke lingkungan kampus Universitas Islam Bandung (UNISBA) saat terjadi kericuhan beberapa waktu lalu.


Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan menegaskan bahwa polisi tidak melakukan penyisiran maupun masuk ke area kampus. Menurutnya, aparat hanya berada di jalan umum, sementara dalam rekaman video yang beredar terlihat salah satu pejabat kepolisian mengingatkan jajarannya agar tidak masuk ke lingkungan kampus.


“Tidak ada polisi yang masuk ke dalam kampus, tidak ada sweeping. Yang berada di pintu gerbang adalah kelompok massa, bukan mahasiswa UNISBA,” ujar Kapolda Jabar, Selasa (2/9/2025).


Polda Jabar juga menyampaikan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan pimpinan UNISBA. Pihak kampus, kata Kapolda, bahkan meminta bantuan pengamanan karena kericuhan tidak sepenuhnya melibatkan mahasiswa. “Kampus justru dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang mempersenjatai diri dan melakukan penyerangan terhadap petugas,” jelasnya.


Menurut Kapolda, penyisiran di dalam kampus dilakukan oleh keamanan internal UNISBA, bukan oleh polisi. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga nama baik kampus dengan mengusir pihak-pihak yang dianggap sebagai pengacau.


Dari patroli skala besar, polisi mengamankan 16 orang pada Selasa (2/9) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Dari jumlah tersebut, 10 orang sudah teridentifikasi dengan latar belakang berbeda, mulai dari mahasiswa, satpam, wiraswasta, hingga pengangguran.


Sejumlah barang bukti juga diamankan, termasuk ganja, hasil tes urine positif narkoba, catatan transaksi narkoba, serta senjata soft gun dengan peluru gotri. Dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka, sementara lainnya masih dalam pemeriksaan.


“Senjata gotri ini berbahaya, pada jarak dekat bisa mematikan. Untuk dua tersangka sudah kami proses sesuai hukum, sementara yang lain masih dalam pendalaman,” tutur Kapolda Jabar.


Polda Jabar menegaskan bahwa kericuhan tersebut bukan aksi unjuk rasa mahasiswa, melainkan tindakan kelompok yang telah direncanakan untuk mengacaukan keamanan. Aparat juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan aparat penegak hukum, untuk menjaga kondusifitas di Jawa Barat.


(Sumber Bid Humas Polda Jabar)

0Komentar