Ciamis_fokusdesa.com// Direktorat Reserse Kriminal Khusu( Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat tengah mendalami dugaan korupsi dana hibah untuk lembaga keagamaan di lima wilayah,yaitu kabupaten Tasikmalaya,Garut,Ciamis,Kota Tasikmalaya,dan kota Banjar.penyelidikan ini menjadi bagian dari komitmen pemberantasan korupsi sesuai kebijakan nasional ASTACITA.
Kabid Humas Polda Jabar,Kombes Pol Hendra Rochmawan,menyatakan bahwa kasus ini di awali temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Barat,khususnya di Kabupaten Tasikmalaya."ya betul kami sedang menelusuri pengelolaan dan hibah secara transparan dan akuntabel," ujarnya kepada awak media saat di wawancarai,kamis (24/4).
Di kabupaten Tasikmalaya,dana hibah kegiatan senilai Rp 29.96 miliar dari APBD 2023 disalurkan melalui Badan Kesbangpol dan Badan Kesejahteraan Rakyat (kesra) Setda kepada 40 lembaga keagamaan ,Audit BPK mengungkap kelemahan pengelolaan,di antaranya tujuh lembaga belum menyampaikan laporan pertanggungjawaban untuk dan Rp 550 juta dan satu lembaga tidak mencairkan dan Rp 50 juta.
Sementara itu,penyelidikan di Ciamis,Garut,kota Tasikmalaya,dan kota Banjar masih dalam tahap awal informasi spesifik terkait nilai dana temuan di wilayah -wilayah tersebut belum diungkap.Namun,Polda jabar memastikan penanganan kasus dilakukan secara menyeluruh.
Gubernur Jawa Barat,Dedi Mulyadi,sebelumnya menyoroti praktik curang dalam penyaluran dana hibah keagamaan.ia meminta pengawasan ketat untuk mencegah penyelewengan.kasus ini juga mengingatkan pada kasus serupa di Tasikmalaya pada 2018,di mana sembilan tersangka,termasuk mantan Sekda,ditetapkan dalam korupsi dana hibah bansos dengan kerugian Rp 3,9 miliar.
Polda jabar mengimbau masyarakat untuk melaporkan informasi terkait penyalahgunaan dana hibah,penyelidikan ini diharapkan dapat mengungkap potensi kerugian negara dan memastikan dana hibah tepat sasaran.
(Arif)
0Komentar